BAB I
PENDAHULUAN
Transportasi merupakan komponen utama yang sangat dibutuhkan masyarakat guna mempermudah proses perpindahan barang atau manusia itu sendiri. Dengan adanya transportasi proses perangkutan jauh lebih mudah dan lebih cepat. Keberhsilan suatu pembangunan juga sangat dipengaruhi oleh transportasi sebagai peran vital dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya serta pertahanan keamanan. Transportasi berkembang dengan sangat pesat seiring dengan perkembangan dan kebutuhan manusia akan proses perangkutan. Kegiatan pergerakan atau perpindahan barang, manusia dan informasi pada ruang dan waktu, tidak dapat terlepas dari ilmu geografi. Kegiatan perpindahan ini menggunakan sarana dan prasarana yang selalu berubah-ubah, dalam geografi disebut sebagai network. Tempat asal dan tempat tujuan perpindahan, berubah-ubah sesuai permintaan dean penawaran (supply and demand). Pandangan ilmu geografi menyebutnya sebagai titik (nodes) sebagai titik pusat atau titik awal. Manusia, barang dan informasi merupakan objek dari proses perpindahan ini. Ketiga hal tersebut merupakan wujud dari permintaan perpindahan. Begitu perpindahan terjadi, maka hal tersebut nampak nyata sebagai fungsi dari gerakan (flows).
Untuk mengetahui sistem transportasi dari segi organisasi keruangan, yang perlu diketahui adalah struktur dari jaringan. Unsur jaringan yang utama adalah keterkaitan (linkages) yaitu jaringan jalan dan titik (nodes) yaitu pusat kegiatan. Jaringan jalan dapat berbentuk berbagai fasilitas seperti jalan raya, jalan kereta, jalur angkutan udara, jalur perjalanan laut dan sungai, atau dapat juga pergerakan (flows) di atas jaringan tersebut, seperti jumlah kendaraan, jumlah penumpang, perpindahan barang dalam satuan waktu tertentu. Sementara nodes adalah simpul-simpul yang menghubungkan tempat asal dan tempat tujuan, seperti pusat kegaitan ekonomi, kota, terminal penumpang, terminal komunikasi elektronik dan sebagainya. Sistem transportasi dipengaruhi pada tata ruang, lingkungan alam (darat, udara dan laut), sosial, ekonomi dan politik sehingga harus dikelola dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan manusia.
Perkembangan trasportasi di Indonesia tergolong ketegori buruk. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, moda dan jaringan transportasi yang dibutuhkan juga akan semakin menigkat. Namun, apabila tidak dikelola dengan baik maka transportasi akan menjadi permasalahan yang cukup serius. Saat ini kita kekurangan sarana transportassi yang memadahi, seperti penyediaan lahan untuk jalan. Jalan merupakan sarana transportasi yang sangat penting untuk menunjang proses transportasi agar berjalan lancar. Tanpa adanya jalan proses perangkutan akan terhambat dan akan mengurangi keefisiensian waktu dan biaya. Namun yang terjadi di Indonesai sekarang adalah kesemrawutan jaringan jalan dan system pengelolaan jaringan jalan yang kurang terkendali.
Permasalahan, fasilitas-fasilitas transportasi di Indonesia yang seperti ini masih jauh dari cukup. Sebagai contoh, pada awal tahun 1999/2000, sekitar 13 % jalan nasional, 29 % jalan provinsi, dan 58 % jalan kabupaten berada dalam kondisi rusak ringan dan berat. Ini berarti dari sekitar 256.951 km total panjang jaringan jalan sekitar separuhnya berada dalam keadaan rusak ringan dan berat. Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia guna mencapai tujuan di atas adalah bagaimana meningkatkan penyediaan jaringan prasarana dan sarana transportasi yang dapat menjamin kelancaraan arus barang dan jasa serta penyebaran aliran investasi secara merata di seluruh daerah serta bagaimana meningkatkan keterkaitan ekonomi antar daerah secara menguntungkan dan meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi daerah dengan pengembangan sentra kegiatan ekonomi pendorong pertumbuhan wilayah sekitarnya.
Masalah lain yang sering terabaikan adalah sarana bagi pejalan kaki atau pedestrian way. Di Indonesia pedestrian masih sangat kurang mendapat perhatian. Pemerintah selalu memikkirkan para pengguna kendaraan bermotor dengan terus memfasilitasi, padahal masalah terbesar system transportasi kita ada pada pengguna kendaraan bermotor. Kondisi pedestrian di Indonesia sangat tidak nyaman dan tidak aman bagi pejalan kaki. Masyarakat sering dibuat cemas saat melewati trotoar yang berada di sepanjang jalan kota-kota besar di Indonesia. Kondisi pedestrian yang rusak serta kurangnya kesadaran pengguna jalan khususnya pengguna kendaraan bermotor yang sering menerobos melalui trotoar. Masalah lain adalah kurangnya ketegasan dari pemerintah pada konsistensi dasar pedestrian sebagai fasilitas umum bagi pejalan kaki. Banyak trotoar yang beralih fungsi sebagai sarana perdagangan bagi para PKL (Pedagang Kaki Lima). Apabila pemerintah dapat memaksimalkan fasilitas umum seperti pedestrian, maka kondisi system transportasi akan jauh lebih baik.
Dewasa ini aktifitas kehidupan manusia semakin lama semakin kompleks dan beragam serta arus globalisasi yang semakin pesat, maka alat atau teknik transportasi juga semakin berkembang kea rah modernisasi dan sangat kompleks. Pengelolaannya juga telah menghadapi masalah terkait dengan segala aspek kehidupan manusia, mempertimbangkan segala kepentingan manusia yang berbeda serta tekait denga faktor lainnya. Dibutuhkan pengelolaan sistem transportsi yang memadahi, baik dari aktivitas, system jaringan maupun system pergerakannya. Dimana ketiga sistem tersebut saling berkaitan dan saling terintregrasi satu sama lain. System aktivitas dan system jaringan akan membentuk pola system pergerakan. Perubahan sistem kegiatan akan mempengaruhi sistem jaringan dalam bentuk perubahan tingkat pelayanan pada sistem pergerakan dan perubahan sistem jaringan akan mempengaruhi sistem kegiatan dalam bentuk perubahan mobilitas dan aksesibilitas pergerakan. System aktivitas pada kegiatan transportasi dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu pertambahan umlah penduduk karena adanya arus urbanisasi sehingga menyebabkan perkembangan dan perubahan pola guna lahan. Transportasi selain sebagai pendukung aktifitas sosial, ekonomi, politik dan budaya, transportasi juga menimbulkan dampak lingkunagn masyarakat seperti pencemaran udara, pemborosan energi, kebisingan, konsumsi lahan dan masalah keamanan.
Di Indonesia sekitar 80% pengguna jalan adalah para pengendara kendaraan bermotor khususnya kendaraan pribadi, sedangkan sisanya adalah pejalan kaki. Banyak masyarakat yang beralih dari pejalan kaki menjadi pengguna kendaraan bermotor, Hal ini disebabkan karena kondisi sarana dan prasarana lalu lintas yang kurang memadahi. Apabila dikaji lebih dalam, penggunaan kendaraan bermotor akan jauh lebih tidak efisien daripada pejalan kaki ataupun pengguna kendaraan umum. Konsumsi bahan bakar yang paling tinggi adalah pada sector transportasi (darat, laut dan udara). Pemakaian kendaraan umum mampu menghemat energi lebih dari 50%, kapasitas pemakaian energi bahan bakar yang digunakan oleh sebuah kendaraan pribadi dan angkutan umum adalah sama. Namun, jika dilihat dari segi efektifitas pemakain, kendaraan umum jauh lebih efektif karena dengan jumah bahan bakar yang sama mapu mengangkut penumpang lebih banyak dari kendaraan pribadi. Di negara maju seperti Jepang dan Eropa, masyarakat sangat difasilitasi dalam bidang tansportasi khususnya transportasi public. Oleh karena itu banyak masyarakat di Jepang maupun Eropa yang lebih senang menggunakan kendaraan umum maupun berjalan kaki. Selain rasa nyaman dan aman, mereka dapat menghemat biaya lebih rendah daripada harus membeli kendaraan pribadi. Dari hal sederhana seperti ini pemerintah mampu mengurangi angka kemacetan dan kecelakaan yang umum terjadi di kota besar, selain itu system transportasi juga akan mudah diatur dan tidak semrawut karena pengguna jalan umumnya lebih mudah terkontrol karena memilih fasilitas umum yang disediakan pemerintah daripada harus menggunakan kendaraan pribadi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Transportasi
Transportasi merupakan sebuah pengetahuan yang telah dikembangkan oleh manusia sejak mereka mengenal hidup menetap. Transportasi pada hakekatnya merupakan kegiatan pergerakan atau perpindahan barang dan manusia pada ruang dan suatu waktu melalui moda tertentu. Paul Mees (1995) berpendapat:
a. Kebijakan transportasi bukan sekadar masalah pemindahan barang dan manusia.
b.Transportasi sangat berpengaruh dalam pembentukan kota.
c. Transportasi juga berperan sebagai akses bagi semua penduduk karena masih banyak orang tidak memiliki kendaraan pribadi.
Pengembangan transportasi harus berdasarkan perencanaan jangka panjang yang komprehensif dan berwawasan lingkungan. Disinilah dibutuhkan peran serta geografi dalam menganalisis secara komprehensif dan pendekatan secara sistematik. Perencanaan transportasi sebaiknya didasarkan pada analisis dengan didasarkan pemodelan transportasi. Pertama-tama, yang diperlukan adalah pengumpulan data yang akurat dan reliable. Salah satu kelemahan dari perencanaan transportasi di Indonesia adalah dalam hal pengumpulan data sebagai dasar analisis (Munawar, 1999). Dari data yang terkumpul tersebut, kemudian dirancang suatu model transportasi. Model didefinisikan sesuatu yang dapat menggambarkan keadaan yang ada di lapangan (Munawar, 2005).
2.2 Terminologi Perangkutan
Transportasi adalah sistem perangkutan barang atau manusia yang di dalamnya terdapat jarak, waktu dan tujuan yang dapat digunakan di darat, laut maupun udara. Dengan adanya transportassi segala aktifitass kita jauh lebih efektif dan efisien. Pada awalnya transportasi hanya bermula dari penemuan roda dan perahu sungai (sekitar abad 3500 SM). Penemuan ini disebabkan karena wilayahnya yang didominasi oleh daerah perairan sehingga moda transportasi khusus yang digunakan adalah perahu. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu massyarakat mulai menggunakan kuda sebagi alat bantu transportasi mereka,sekitar abad 2000 SM. Pada awal penemuan roda masyarakat mulai membuat gerobak sebagai moda transportasi untuk mempermudak pengangkutan barang. Tahun 770 telah ditemuknnya sepatu kuda oleh masyarakat, hal ini menjadi penemuan yang sangat penting bagi masyarakat yang menggunakan kuda sebagai moda transportasi. Dengan adanya sepatu kuda, kuda menjadi lebih kuat dan kaki kuda tidak mudah lecet. Moda transportasi terus berkembang hingga pada akhirnya tahun 1662 ditemukannya sistem bis pertama oleh Blaise Pascal yang ditarik oleh kuda. Kemajuan sistem trasportasi juga tidak lepas dari pengaruh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Transpotasi bersifat ‘CLIOS’, yaitu complex, large scale, interconnected, open dan social technical.selain itu terdapat banyak isu dalam transportasi. Pertama mengenai kemacetan, kemacetan adalah penumpukan pda lokasi dan waktu yang sama dimana demand lebih besar daripada supply. Kemacetan di Indonesia sudah sering terjadi hal ini disebabkan Karena kurangnya kesadaran masyarakat sebagai pengguna lalu lintas dalam mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh dinas perangkutan. Isu kedua adalah kecelakaan, kecelakaan adalah keadaan dimana antar moda terjadi singgungan dengan moda lain. Badan kesehatan dunia WHO mencatat, hingga saat ini lebih dari 1,2 juta nyawa hilang di jalan raya dalam setahun, dan sebanyak 50 juta orang lainnya menderita luka berat. Dari seluruh kasus kecelakaan yang ada, 90 persen di antaranya terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Selain kecelakaan dan kemacetan, keamanan, kenyamanan, polusi, energi , biaya dan frekuensi pada transportasi juga menjadi isu penting dalam bidang transportasi. Isu-isu yang terjadi banyak disebabkan karena pola kehidupan masyarakat yang mulai berkembang karena kemajuan IPTEK. Sealain itu isu lain yang terdapat dalam bidang transportasi adalah isu sistem kelembagaan. Sistem kelembagaan akan mempengaruhi kinerja dan perkembangan sistem transportasi. Salah satu hal yang sangat dasar adalah SDM. Tingkat SDM akan sangat mempengaruhi perkembangan sistem transportasi duatu wilayah. Oleh karena itu, hal yang perlu diperbaiki dalam peningkatan mutu dan kualitas transportasi adalah SDM dan pihak-pihak yang berwenang dalam transportasi umum maupun transportasi public.
2.3. Fungsi Perangkutan
Fungsi perangkutan berhubungan dengan system jaringan transportasi. Struktur tatanan transportasi terdiri dari transportasi jalan, penyeberangan, sungai, kereta api, transportasi pipa, transportasi laut dan transportasi udara. Sistem transportasi terbagi menjadi empat bagian wilayah yaitu kota, regional, nasional dan internasional yang masing-masing didalamnya terdapat sistem lingkungan sebagai faktor eksternal dan juga faktor internal yang mencakup bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, fisik dan teknologi yang semuanya terintegrasi dengan sistem kelembagaan yang didalamnya terdapat sistem kegiatan, sistem jaringan dan sistem pergerakan. Perubahan sistem kegiatan akan mempengaruhi sistem jaringan dalam bentuk perubahan tingkat pelayanan pada sistem pergerakan. Perubahan sistem jaringan akan mempengaruhi sistem kegiatan dalam bentuk perubahan mobilitas dan aksesibilitas pergerakan. Terdapat empat ciri dasar transportasi, yaitu:
1. Multimoda
Transportasi selalu melibatkan lebih dari satumoda transportasi. Contohnya Sistranas (Sistem Transportasi Nasional)
2. Multidisiplin
Transportasi memiliki banyak kajian dari berbagai bidang ilmu seperti ciri pergerakan, pengguna jasa, sistem prasarana dan sarana transportasi. Selain itu, rekayasa ekonomi, geografi, penelitian operasional, sosial politik, informatika dan psikologi.
3. Multisektoral
Dalam transportasi melibatkan banyak lembaga dan pihak yang terlibat, contohnya DLLAJ, BPN, Dinasd Tata Kota, Kepolisian, Operator angkutan Umum, Dispenda, dll
4. Multimasalah
Transpotasi dapat menimbulkan permasalahan yang sangat komplek seperti permasalahan aspek pengguna jasa, rekayasa, operasional, ekonomi, dll. Pergerakan yang terjadi dalam transportasi sebabkan oleh berbagai faktor yaitu pertama, adanya aktivitas ekonomi dalam hal mencari dan pemenuhan barang dan jasa. Kedua,adanya aktivitas sosial juga menyebabkan timbulnya pergerakan. Selain itu aktivitas pendidikan, rekreasi dan hiburan, serta kebudayaan. Moda pergerakan yang digunakan sangat bervariasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Terdapat berbagai jenis pergerakan, antara lain pergerakan spasial, pola pergerakan orang, pola pergerakan barang, . Pola pergerakan spasial adalah pola pegerakan teratur ke segala arah. Kemudian terdapat pola pergerakan orang, pola spasial yang paling berperan dalam pergerakan orang adalah industry, perkantoran, permukiman, pertokoan dan perkantoran. Pola pergerakan barang dipengaruhi oleh aktivitas produksi dan konsumsi tergantung dari pola tata guna lahan dan pola rantai distribusi yang menghubungkan pusat produksi ke daeeah konsumsi.
Permasalahan dasar transportasi adalah kebutuhan pergerakan yang lebih besar dari prasarana transportasi yang tersedia. Menurut Wells (1970) ada beberapa cara dalam mengatasi permasalahan transportasi, yaitu:
1. Membangun sistem prasarana transportasi dengan dimensi yang sama atau lebih besar dari kebutuhan transportasi
2. Mengurangi tuntutan akan pergerakan dengan mengurangi jumlah kendaraan secara optimum
3. Kombinasi antara pemecahan 1 dan 2 yaitu dengan menggunakan prasarana eksisting secara optimum, membangun prasarana tambahan, melakukan pengawasan dan pengendalian dalam meningkakan kebutuhan akan pergerakan.
Konsep pemecahan yang diungkapkan oleh Wells dapat diterapkan dengan cara terus memperbaiki sarana dan prasarana umum, dengan begitu pengguna jalan akan merasa nyaman dan akan lebih memilih berjalan kaki atau menggunakan fasilitas kendaraan umum, dengan demikian jumlah kendaraan dapat diminimalisasikan dengan optimal.
2.4 Manfaat Perangkutan
Peran utama transportasi yaitu sebagai pengarah pembangunan dan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia maupun barang. Perubahan perkembangan transportasi sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Transportasi merupakan salah satu faktor ekonomi dari produksi barang dan jasa. Permintaan terhadap sebuah barang atau jasa dari suatu sector berasal dari sector lainnya, misalkan ada konsumen yang membeli barang sehingga menimbulkan permintaan terhadap beberapa aktivitas seperti manufaktur, ekstraksi sumber daya dan transportasi. Dengan demikian transportasi merupakan faktor vital dari suatu perekonomian, tanpa adanya transportasi mekanisme perekonomian tidak akan berjalan dengan baik. Hubungan antara transportasi dengan kehidupan sosial juga terikat erat. Hubungan transportasi dan sosial antara lain adalah access to healthcare yaitu adanya pengurangan angka kematian karena kecelakaan dan kecepatan pencapaian fasilits kesehatan yang semakin meningkat; access to welfare yaitu pencapaian terhadap pusat-pusat kegiatan meningkat; access to cultural events yaitu mudik pada saat hari raya dan juga shape social interaction.
2.5 Elemen Dasar Transportasi
Terdapat empat elemen dasar transportasi yaitu jaringan, moda transportasi, jalur dan manajemen serta sumber daya manusia. Keempat elemen ini saling berkaitan dan mendukung pergerakan transportasi suatu wilayah. Moda transportasi bermacam-macam tergantung peruntukan dan kebutuhan pengguna transportasi. Berbagai jenis moda transportasi antara lain automobiles, bycicles, buses, trucks, rails, light trail, ship, barges, airplane, pipelines dan pedestrian. Pipeline adalah jalur transportasi berbentuk pipa yang biasa digunakan untuk mengangkut minyak. Terdapat sepuluh isu keberlanjutan dalam transportasi yaitu aksesibilitas, sumber daya, keputusan pemerintah, perdagangan internasional, tenaga kerja dalam transportasi, ketersediaan minyak, faktor lingkungan, perilaku pengemudi, keamanan, hambatan dan rintangan. Kesepuluh isu tersebut akan mempengaruhi keberlanjutan dan pergerakan sistem transportasi. Isu ketersediaan minyak sangat besar pengaruhnya terdapat perkembangan transportasi, minyak adalah sumber energi yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan moda pergerakan transportassi. Namun seiring dengan pertambahan jumlah kendaraan dan kebutuhan masyarakat akan transportsi, minyak menjadi sesuatu yang sangat kontroversi. Kelangkaan sumber daya minyak bumi menyebabkan adanya sistem politik yang mengatur dan memonopoli ketersediaan minyak bumi. Hal ini akan semakin memperburuk sistematika pergerakan, karena hanya pihak-pihak tertentu saja yang dapat mengkonsumsi minyak sesuai dengan yang mereka butuhkan.
2.6 Permasalahan Transportasi perkotaan
Untuk daerah perkotaan, masalah transportasi yang terjadi adalah bagaimana memenuhi permintaan jumlah perjalanan yang semakin meningkat karena pertumbuhan penduduk yang terus bertamabh, tanpa menimbulkan kemacetan arus lalulintas di jalan raya. Masalahnya tidak hanya pada kemacetan lalulintas, tetapi juga pada perencanaan sistem transportasi yang ada di Indonesia. Dalam hal ini pemerintah maupun masyarakat memerlukan suatu penanganan yang menyeluruh dan merata dengan memperhatikan berbagai aspek. Kalau dilihat dari perkembangan transportasi perkotaan yang ada, kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor) tetap merupakan moda transportasi yang dominan, baik untuk daerah urban maupun sub urban. Populasi pergerakan kendaraan pribadi yang begitu besar di daerah perkotaan ditambah dengan pola angkutan umum yang masih tradisional, menimbulkan biaya sosial yang sangat besar akibat waktu tempuh yang terbuang percuma, pemborosan bahan bakar minyak, depresi kendaraan yang terlalu cepat, kecelakaan lalulintas, timbulnya stress, meningkatnya polusi udara, dan kebisingan. Hal ini sejalan dengan pembangunan ekonomi dan makin bertumbuhnya jumlah masyarakat golongan menengah dan menengah atas di daerah perkotaan, jauh sebelum krisis terjadi. Kenyamanan, keamanan, privacy, fleksibilitas pergerakan dan prestise merupakan faktor-faktor utama yang menyebabkan kendaraan pribadi tetap memiliki keunggulan sebagai moda transportasi, khususnya di daerah urban. Selain itu pola konsumsi dan aktifitas masyarakat juga mempengaruhi peningkatan jumlah kendaraan pribadi. Mereka lebih merasa nyaman dengan kendaraan pribadi mereka tanpa harus berdesak-desakan dan mengeluarkan usaha yang tidak sedikit untuk menggunakan kendaraan umum.
Selain itu, ketertiban transportasi di Indonesia masih sangat rendah. Tingkat kecelakaan, kematian akibat kecelakaan dan pelanggaran lalulintas yang tinggi, bahkan menduduki peringkat atas di dunia menunjukkan kurang sadarnya sebagian besar lapisan masyarakat terhadap ketertiban lalulintas. Kurangnya rasa ssaling memiliki juga menjadi dasar timbulnya kecelakaan lalulintas jalan raya. Semakin meningkatnya jumlah kendaraan juga menyebabkan masalah lain seperti parking on street dan penambahan lahan untuk parkir. Adanya parking on street yang banyak terjadi di kota-kota besar disebabkan karena kurangnya lahan parkir yang disediakan bagi pengguna kendaraan. Kebanyakan pihak perdagangan dan industry kurang memperhatikan penyediaan lahan untuk parkir sehingga timbul parkir liar yang dikelola juga oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Selain itu jumlah lahan yang terdapat di kota besar juga semakin berkurang karena diperuntukkan sebagi lahan parkir. Padahal jika dipikir lebih dalam lagi, lahan yang seharusnya bisa digunakan sebagai sarana yang lebih bermanfaat malah dijadikan sebagai lahan parkir yang peruntukkannya kurang maksimal.
2.7 Sistem Perkeretaapian
Kereta api merupakan salah satu angkutan umum yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yang memerlukan ketepatan dan kecepatan waktu. Berdasarkan Undang-Undang no. 13 Tahun 1992 perkeretaapian adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sarana, prasarana dan fasilitas penunjang kereta api untuk penyelenggaraan angkutan kereta api yang disusun dalam suatu sistem. Sedangkan kereta api adalah kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel. Asas dan tujuan perkeretaapian adalah untuk memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara masal guna menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas serta sebagai pendorong dan penggerak pembangunan nasional.
Sebelum adanya Standart Pelayanan Minimal (SPM) mengenai pelayanan bidang transportasi kereta api di Indonesia, pemerintah maupun pengguna tidak dapat mengontrol dan menuntut apabila terjadi kelalaian dalam operasional kereta api. Berdasaekan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1998 tentang sarana dan prasarana kereta api, disebutkan bahwa penyelenggaraan angkutan kereta api agar diperoleh pelayanan jasa transportasi dengan tingkat keselamatan, keamanan, ketepatan, kelancaran dan kenyamanan yang tinggi, maka sarana dan prasarana kereta api yang dioperasikanharus mempunyai keandalan dan memenuhi persyaratan keselamatan. Prasarana kereta api adalah jalur dan stasiun kereta api, termasuk fasilitas yang diperlukan agar saranana kereta api dapat dioperasikan. Sementara sarana kereta api adalah segala sesuatu yang dapat bergerak di atas rel.
Fasilitas pelayanan minimal yang harus disediakan pada pelayanan kereta penumpang adalah:
1. Jendela/pintu
2. Tempat duduk yang bersandaran
3. Toilet (kecuali untuk kereta api jarak dekat)
4. Lampu penerangan
5. Kipas angin
6. Air sesuai kebutuhan minimal per orang (kecuali untuk kereta api jarak dekat)
7. Fasilitas pmadam kebakaran
8. Rak bagasi
Dalam menunjang fungsi-fungsi stasiun sebuah stasiun harus dilengkapi oleh berbagai berbagai fasilitas yang mendukung fungsi tersebut. Fasilitas-fasiitas yang dibutuhkan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Untuk mendukung fungsi naik turunnya penumpang dibutuhkan fasilitas-fasilitas keselamatan, keamanan; kenyamanan, naik turun penumpang penyandang cacat, kesehatan dan fasilitas umum.
b) Untuk keperluan bongkar muat barang, stasiun dilengkapi dengan fasilitas: keselamatan, keamanan, bongkar muat barang, dan fasilitas umum. Selanjutnya dalam rangka mendukung kepentingan bongkar muat barang di luar stasiun dapat dibangun jalan rel yang menghubungkan antara stasiun dan tempat bongkar muat barang,
c) Dalam rangka mendukung keperluan pengoperasian kereta api sebagaimana harus dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan kepentingan pengoperasian kereta api.
Informasi kepada penumpang adalah aspek yang sangat pentinng yang harus senantiasa tersedia secara memadai baik sebelum naik kereta, di atas kereta, maupun setelah turun kereta. Oleh karena itu pemerintah perlu memperhatikan segala aspek yang menyangkut moda transportasi umum khususnya kereta api sebagai moda transportasi paling efektif dan efisien.
BAB III
PEMBAHASAN
Kereta apai adalah salah satu sistem transportasi yang sangat efektif dan efisien. Menghemat waktu dengan sistem pergerakan yang bebas hambatan karena memiliki jalur pergerakannya sendiri sehingga tidak mempengaruhi aktifitas lalu lintas yang lainnya. Oleh karena itu tidak mengherankan jika di negara-negara maju sistem transportasi banyak dialihkan dengan menggunakan kereta api.
Intelligent Transportation System (ITS) adalah sistem transportasi yang memanfaatkan teknologi sinergis dan konsep rekayasa sistem untuk mengembangkan dan meningkatkan sistem transportasi dari segala jenis. Lalu lintas adalah masalah yang berkembang hampir di seluruh kota di dunia. Pengendara Amerika rata-rata menghabiskan 36 jam dalam penundaan lalu lintas setiap tahun. Biaya kemacetan lalu lintas di Amerika Serikat mencapai $ 78.000.000.000, biaya ini mewakili 4.5 milyar jam waktu perjalanan dan 6.8 milyar gallon bahan bakar terbuang percuma di lalu lintas (Sumber: Pusat Pengembangan Transportasi Kanada)
The European Telecommunications Standards Institute (ETSI) adalah lembaga non-profit, standarisasi organisasi dalam telekomunikasi industri (peralatan pembuat dan operator jaringan) di Eropa, dengan proyeksi di seluruh dunia. ETSI telah berhasil di standardisasi seperti Low Power Radio, Short Range Device, GSM sistem telepon sel dan TETRA radio sistem mobile profesional.Misi dari ETSI (European Telecommunication Standart Institute) adalah penciptaan dan pemeliharaanstandart dan spesifikasi untuk penggunaan teknologi, informasi dan komunikasi dalam sistem transportasi masa depan.
ITS mengarah pada solusi transportasi indvidu melawan transportasi public dan kecil. Solusi lokal menggunakan media solusi dan masyarakat berbasis teknologi sebagai lawan besar infrastruktur pemerintah. Transportasi umum, telecommunicating dan carpooling alternative dapat membantu mengurangi kemacetan dan tentunya akan memainkan peran penting dalam solusi transportasi masa depan. Sistem transportasi harus disesuaikan untuk memecahkan lingkungan regional maupun atau bahkan lokal. Ide mobil listrik sangat cocok digunakan di kota-kota kecil seperti Corvallis, Willamette, Valley City dan yang lainnya.
3.1 Sejarah Perkeretaapian Dunia
Sebelum tahun 1800 alat angkut yang dipergunakan antara lain adalah tenaga manusia, hewan dan sumber tenaga dari alam seperti angin. Pada masa itu barang-barang yang dapat diangkut rata-rata dalam jumlah yang kecil dan waktu yang ditempuh relatif lama. Namun setelah antara tahun 1800 hingga tahun 1860 transportasi telah mulai berkembang dengan baik karena telah mulai dimanfaatkannya sumber tenaga mekanik seperti kapal uap dan kereta api, yang dimana mulai banyak dipergunakan dalam dunia perdagangan dan dunai tranportasi. Dan kurang lebih pada tahun kisaran antara tahun 1860 sampai dengan tahun 1920 mulai diketemukannya alat tranportasi lainnya seperti misalnya kendaraan bermotor dan pesawat terbang meskipun dengan banyak keterbatasan dari teknologi yang ada pada saat itu, namun pada masa itu pula angkutan kereta api dan jalan raya memegang peranan penting dalam pengangkutan secara masal antar daerah pada suatu wilayah.
Di Eropa sistem transportasi kereta api udah berkembang sangat pesat sejak tahun 1700’an sehingga tidaklah heran jika sistem transportasi dengan menggunakan kereta sudah sangat popular. Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah transportasi pada umumnya yaitu dengan ditemukannya roda untuk pertama kalinya. Berdasarkan catatan Wikipedia, setelah James Watt menemukan mesin uap tahun 1769, Nicolas Cugnot pada saat yang sama membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi. Kemudian tahun 1804, Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester, Inggris. Lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang. Kemudian ditemukannya listrik oleh Faraday, hingga kemajuan teknologi berkembang dengan cepat.
3.2 Perekembangan Kereta Api Eropa dan Asia
Terdapat berbagai jenis kereta api berdasarkan jalur rel kereta apinya. Misalnya kereta api monorel (kereta api rel tunggal) adalah kereta api yang jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai. Rel kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta api didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang. Kemudian kereta api permukaan (surface) yakni kereta api yang berjalan di atas tanah. Umumnya kereta api yang sering dijumpai adalah kereta api jenis ini. Biaya pembangunannya untuk kereta permukaan adalah yang termurah dibandingkan yang di bawah tanah atau yang layang. Di Indonesia, kereta api ini yang paling banyak atau sering ditemukan. Kereta api layang berjalan di atas dengan bantuan tiang-tiang, hal ini untuk menghindari persilangan sebidang, agar tidak memerlukan pintu perlintasan kereta api. Biaya yang dikeluarkan sekitar 3 (tiga) kali dari kereta permukaan. Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di bawah permukaan tanah (subway). Kereta jenis ini dibangun dengan membangun terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai jalur kereta api. Umumnya digunakan pada kota kota besar seperti New York, Tokyo, Paris, Seoul dan Moskwa. Selain itu digunakan dalam skala lebih kecil pada daerah pertambangan.
George Stephenson adalah orang pertama yang membuat kereta api. George membuat lokomotif kereta uap pada tahun 1814, lokomotif yang dinamai Butcher itu, mampu menarik delapan gerbong kereta, yang berisi 30 ton batu bara, dengan kecepatan 6,4 km/jam. Setelah penemuan kereta api pertama tersebut sistem perkeretaapian semakin berkembang. Teknologi dan informasi mampu mengembangkan kereta api canggih dan sangat modern.
3.3 Perkembangan Sistem Perkeretaapian di Indonesia
Di Indonesia kereta api pertama dikenalkan pada saat jaman penjajahan Belanda pada tahun 1900’an. Lahirnya kereta api di Indonesia yaitu dengan dibangunnya jalan rel sepanjang 26 km pada lintas Kemijen-Tanggung yang dibangun oleh NV. Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Pembangunan jalan rel tersebut dimulai dengan penyangkulan pertama pembangunan badan jalan rel oleh Gubernur Jenderal Belanda Mr. L.A.J. Baron Sloet Van De Beele pada hari Jum’at tanggal 17 Juni 1864. Jalur kereta api lintas Kemijen-Tanggung mulai dibuka untuk umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Sedangkan landasan de-jure pembangunan jalan rel di jawa ialah disetujuinya undang-undang pembangunan jalan rel oleh pemerintah Hindia Belanda tanggal 6 April 1875. Namun sejarah jalan rel di Indonesia mencatat adanya masa yang memprihatinkan yaitu pada masa pendudukan Jepang. Beberapa jalan rel di pulau Sumatera dan pulau Sulawesi serta sebagian lintas cabang di pulau Jawa dibongkar untuk diangkut dan dipasang di Burma (Myanmar). Bahkan pemindahan jalan rel ini juga disertai dengan dialihkannya sejumlah tenaga kereta api Indonesia ke Myanmar. Akibat tindakan Jepang tersebut ialah berkurangnya jaringan jalan rel di Indonesia. Data tahun 1999 memberikan informasi bahwa panjang jalan rel di Indonesia ialah 4615,918 km, terdiri atas Lintas Raya 4292,322 km dan Lintas Cabang 323,596.
Mungkin saat ini kita bertanya-tanya mengapa sistem perkeretaapian di Indonesia sulit sekali berkembang. Di Eropa sitem pengembangan transportasi kereta api bawah tanah atau subway memberikan alternatif tranportasi yang nyaman untuk mencapai tujuan diseluruh kota dan untuk menghindari kemacetan yang ada di jalan raya. Pada umumnya Kereta Api bawah Tanah merupakan transportasi yang paling efektif dan termurah. Tidak ada transportasi lain yang mampu menyaingi kemampuan Kereta Api bawah Tanah dalam mengangkut jumlah penumpang dan juga menandingi kecepatannya.
3.3.1 Sistem Kereta Api Subway New York
Stasiun Kereta Api bawah Tanah kota New York sistem adalah salah satu sistem tranportasi yang paling lengkap di seluruh dunia. Berkembang menjadi 28 stasiun Subway ketika didirikan pada bulan Oktober 1904 dan sekarang sudah menjadi 462 stasiun. Kereta api bawah tanah ini dapat mengangkut lebih kurang 5 juta penumpang setiap harinya. Kereta Api bawah Tanah di New York bekerja selama 24 jam. Sehingga pelayanannya jauh lebih maksimal.
3.3.2 Sistem Kereta Api Perancis
Di Perancis kereta adalah transportasi public yang sangat baik. Sistem pelayanannya dikelola dengan sangat terpadu. Paris adalah salah satu yang paling efisien, paling terpadu dan sistem transportasi termurah. Layanan transportasi umumnya meliputi sistem kereta api ekspress RER, sebuah jaringan rel pinggir kota yang luas dan dilengkapi dengan layanan bis komprehensif. Berbagai tawaran menarik diberikan oleh pemerintah agar tetap nyaman menggunakan transportasi public. Perusahaan perkeretaapian di Prancis juga terus mengembangkan fasilitas bagi para pengguna jasa angkutan umum tersebut. Hal ini sangat mendukung konsep 'ecological' public transport systems, yaitu membatasi peredaran kendaraan pribadi sebagai usaha penghematan sumber energi.
Selain itu di Perancis juga terdapat sistem kereta api bawah tanah. Sistem kereta api bawah tanah Paris adalah kedua yang tertua di dunia stasiun ini awalnya selesai pada tahun 1900 dan mengangkut sekitar 4,5 juta orang per hari. Total panjang rel lebih dari 133,7 kilometer dan berhenti di 380 stasiun, memiliki jangkauan besar ke seluruh penjuru kota. Tidak ada bangunan atau lokasi yang lebih jauh dari 500 m ke stasiun.
3.3.3 Sistem Kereta Api Jerman
Di Jerman transportasi yang biasa digunakan adalah bus, trem (Strassenbahn) , kereta cepat dalam kota (S-Bahn) dan kereta bawah tanah (U-Bahn). Verkehrsverbund merupakan contoh keberhasilan transportasi public regional di Jerman, Austria dan Swiss yaitu dengan menarik lebih banyak pengguna angkutan umum, menstabilkan saham transportasi public. Alasan keberhasilan Verkehrsverbund adalah dengan adanya kebijakan baru dari pemerintah dan juga pihak pengembang yaitu dengan perluasan jangkauan pelayanan umum, peningkatan kualitas pelayanan, tarif yang menarik dan juga adanya promosi dengan jangkauan pemasaran yang luas. Perbaikan layanan dan struktur tarif diperlukan guna mengoptimalkan transportasi regional public perlu ditunjang dengan adanya subsidi dari pemerintah.
3.3.4 Sistem Kereta Api Jepang
Lain di Eropa lain pula di Asia. Jepang merupakan salah satu negara maju yang ada di Asia.Moda trasnportasi yang sering digunakan berupa kereta api. Untuk mengembangkan sistem transportasinya Jepang belajar dari sejarah. Pemerintah mengharapkan perkembangan sistem transportasi sama seperti Eropa dan Amerika. Mereka mulai menciptakan dan membangun rel-rel kereta api. Rel kereta api pertama kali dibuka setela empat tahun revolusi (1872) antara Tokyo dan Yakohama. Setelah itu dalam jangka waktu yang singkat yaitu kira-kira lima tahun, hampir semua kota di Jepang dihubungkan dengan rel kereta api.
Jaringan angkutan antarkota di Jepang juga umumnya menggunakan kereta api cepat. Dengan kecepatan 270 km per jam, kereta api itu, bernama Shinkansen dapat menjangkau kota kedua terbesar di Jepang, Osaka (552 km) dalam tempo 2 jam 30 menit. Waktu ini dengan catatan singgah di beberapa kota seperti Yokohama, Nagoya dan Kyoto. Kereta api yang melaju cepat ini pun tidak menimbulkan bunyi berisik. Penumpang duduk dan bahkan tidur sangat nyaman. Isi gerbong amat bersih dan para petugas melayani para penumpang dengan ramah dan sangat santun. Siapapun yang menggunakan kereta api cepat itu akan merasakan kenyamanan dan kenikmatan tersendiri.
Shinkansen disebut juga dengan kereta api peluru adalah jalur kereta api super cepat yang dioperasikan oleh empat perusahaan dalam grup Japan railways. Shinkansen merupakan sarana utama angkutan antar kota di Jepang selain pesawat terbang. Kecepatan tertingginya bisa mencapai 300 km/jam. Shinkansen dibuka tanggal 1 oktober 1964 dan langsung sukses dengan melayani 100 juta penumpang kurang dari 3 tahun sejak tahun 1967. Tingkat keamanan Shinkansen termasuk dalam kategori tingkat keamanan yang sangat aman. Untuk menghadapi gempa bumi kereta api ini dilengkapi denga sistem pendeteksian yang akan memberhentian kereta bila terjadi gempa bumi. Dalam hal ketepatan waktu, JR Central melaporkan jadwal rata-rata Shinkansen tepat dalam 0.1 menit atau 6 detik dari waktu yang dijadwalkan. Segala fasilitas yang diberikan pemerintah Jepang cukup membuat masyarakat menikmati dan merasa difasilitasi dengan moda angkutan umum yang diberikan oleh pemerintah.
Jika melihat tentang gambaran mengenai sistem transportasi dunia khusunya mengenai sistem transportasi kereta api maka perbandingan yang sangat mencolok akan terlihat di Indonesia. Di Indonesia sebagian besar penduduknya menggunakan kendaraan pribadi sebagai prasarana pergerakan. Jarang di antara mereka yang mau menggunakan kendaraan umum yang disediakan pemerintah. Sebagian besar alasan yang disampaikan adalah karena kurang nyaman dan amannya kendaraan umum yang disediakan pemerintah. Tingkat keamanan transportasi umum di Indonesia sangatlah rendah. Disamping itu kondisi fisik kendaraan juga tidak mendukung proses pergerakan itu sendiri.
Sistem transportasi di Jepang sangat memperhatikan tingkat keamanan dan kenyamanan bagi para penumpang. Jika melihat gambar di atas kita dapat merasakan kenyamanan kereta api di Jepang. Kondisi kereta api di Jepang sangat bersih, sejuk dengan adanya AC dan tempat duduk yang sangat nyaman. Segala fasilitas disediakan dengan sangat baik. Waktu keberangkatan kereta diatur dengan sangat jelas sehingga penumpang tidak dikecewakan dengan pembatalan ataupun penundaan keberangkatan. Masyarakat di Jepang pada umumnya lebih memilih moda transportasi berupa kereta api daripada bus karena waktu dan jalurnya yang teratur dan lebih cepat. Namun coba bandingkan dengan gambar dengan kondisi penumpang yang berdesak-desakan, sangat terloat tidak nyaman dan aman. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi penumpang yang berada di dalam gerbong kereta. Rasa ketidaknyamanan dan ketidakamanan kereta api di Indonesia menyebabkan perkembangan kereta api Indonesia menjadi terhambat. Kurangnya minat masyarakat menggunakan kereta api sebagai moda transportasi umum menyebabkan tidak tumbuhnya inovasi pemerintah dan pihak dari PT. KAI (Kereta Api Indonesia) dalam mengembangkan jaringan kereta api di Indonesia.
Kecelakaan kereta api yang ada di Indonesia seperti menjadi peristiwa yang lazim terjadi. Kereta api menjadi alat transportasi yang mengerikan bagi masyarakat dengan rentetan kecelakan yang telah terjadi saat ini. Minimnya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur kereta api menjadi salah satu faktor kemunduran kereta api indonesia. Sedangkan kereta api merupakan alat transportasi yang murah, hemat energi, dan ramah lingkungan sehingga banyak masyarakat yang mengutamakan memakai alat transportasi ini. Faktor terpenting dari kereta ialah lokomotif, lokomotif kereta api indonesia dari 341 unit lokomotif yang ada pada 2008, hampir seluruhnya, sekitar 82%, sudah tua dengan umur antara 16-30 tahun. sedangkan hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan negara maju, seperti Jepang dan negara-negara Eropa, umur ekonomis kereta api guna menjamin keselamatan penumpang maksimal adalah 5-10 tahun.
(Source: http://www.mediaindonesia.com/read/2010/10/10/172616/70/13/Menyelamatkan-Kereta-Api)
Sedangkan untuk faktor Human Error justru sangat kecil kemungkinan sebagai faktor penyebab kecelakaan kereta api saat ini, karena seperti apa yang telah dijelaskan di atas bahwa Technical Error dari infrastruktur yang tersedia memang belum memadai. Sehingga seolah-olah menjadi kesalahan manusia padahal infrastruktur kereta api Indonesia yang tidak mendukung kinerja masinisnya. Pemerintah harus mengambil langkah tegas yang tidak lagi hanya wacana karena ini menyangkut nyawa rakyat banyak yang hendak menggunakan moda transportasi umum. Pemerintah harus lebih tanggap dan lebih sigap terhadap mutu dan kualitas sistem transportasi yang ada di Indonesia. Karena kualitas sistem transportasi Indonesia sangat buruk di ruang transportasi internasional. Tingkat perkembangan dan pertumbuhan suatu negara dapat dilihat dari sistem transportasinya. Jika mutu dan kualitas transportasinya baik, maka perkembangan suatu negara dapat dikatakan berhasil.
Dalam hal ini, PT Kereta Api adalah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bertugas untuk mengelola perkeretaapian di Indonesia. PT Kereta Api ( PT KAI) memiliki misi mewujudkan kereta api sebagai pilihan utama jasa transportasi sesuai keinginan stakeholders dengan meningkatkan keselamatan dan pelayanan serta penyelenggaraan yang efisien. Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Departemen Perhubungan, mencatat terdapat 117 kejadian kecelakaan kereta api. Pada tahun 2008, terdapat 95 kecelakaan disebabkan karena kereta anjlok. PT KAI seharusnya bertanggungjawab mencegah kecelakaan terjadi karena kewajibannya memelihara keselamatan (safety maintenance). Sehingga, seluruh anggaran yangditerima PT KAI seharusnya dialokasikan pada safety maintenance dan tidak tepat jika digunakan untuk rehabilitasi sarana dan prasarana yang menjadi tugas regulator. Safetymaintenance ini pada sarana dan prasarana KA, seperti memastikan keadaan roda, fisik kereta dan prasarananya serta memeriksa kondisi rel.
Dalam Undang-undang No.13 Tahun 1992 tentang perkeretaapian bahwa ‘sarana kereta api yang dioperasikan wajib mempunyai keandalan dan memenuhi persyaratan keselamatan’, untuk memenuhi persyaratan keandalan dan keselamatan maka terhadap setiap sarana dan prasarana kereta api harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian. Melihat kondisi dari fakta sistem perkeretaapian di Indonesia persyaratan tersebut hanya dianggap angin lalu saja. Terlihat dari kondisi perkeretaapian kita yang sangat memprihatinkan. Kereta api adalah moda paling efektif dan efisien, namun karena kurangnya perhatian dari pemerintah maka moda transportasi ini kurang berkembang dan kurang diminati. Jika dilihat dari kondisi fisiknya, kereta api kita sudah tidak memenuhi stadart perkeretaapian. Fasilitas minimal saja tidak mampu kita penuhi. Kondisi gerbong kereta api kita hanya seperti museum tua di atas rel. Pemerintah seakan acuh tak acuh apada sistem transportasi kita.
Langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai sumber energi utama tidak mapu membuat pemerintah serta masyarakat sadar akan peran transportasi umum. Masyarakat tidak akan mau menggunakan angkutan umum apabila kondisinya sangat tidak mendukung. Dari segi keamanan, sistem transportasi di Indonesia tergolong tidak aman. Masih tumbuhnya calo atau makelar tiket juga menjadi ancaman bagi para penumpang. Tidak ada tindak tegas dari pemerintah terhadap ulah pihak-pihak tidak bertanggung jawab seperti itu. Di dalam gerbong kereta juga masih banyak pedagang asongan serta pengamen yang membuat para penumpang merasa tidak nyaman dan nyaman. Banyak sekali aksi kejahatan seperti pencurian dalm berbagai bentuk.
Tidak ada tindak tegas dari pihak KAI terhadap masalah tersebut. Pada saat musim liburan, seperti hari raya ataupun liburan lain tiba sistem transportasi menjadi sangat tidak terkendali. Kereta api membludak, karena pengguna ingin cepat sampai di tempat tujuan. Mereka rela berdesak-desakan tanpa memperhatikan keselamatan dan keamanan diri mereka sendiri. Pemerintah juga tidak membatasi jumlah penumpang, padahal kapasitas gerbong kereta api tidak memenuhi. Selain menyebabkan kecelakaan, jumlah penumpang yang melebihi kapasitas pengguna juga akan merusak fasilitas yang ada dalam gerbong kereta. Kereta api kita sebagian besar telah berumur cukup tua. Dari segi sistem kendali control tidak akan sebagus di jamannya, jumlah penumpang yang diangkut juga semakin banyak dari waktu ke waktu.
Jepang lebih mampu mengendalikan masyarakat untuk beralih menggunakan angkutan umum seperti kereta api karena pemerintah benar-benar merintis dari bawah sistem transportasinya. Berbagai perubahan dan inovasi terus digali untuk memperoleh penemuan yang lebih modern dan karena melihat minat masyarakat dalam memanfaatkan transportasi umum. Jika masyarakat telah merasa nyaman dan aman menggunakan transportasi umum maka tidak sulit dalam usaha pengembangannya. Kebutuhan dan antusias masyarakat dalam bidang perangkutan dapat membantu pertumbuhan dan peningkatan kualitas transportasi suatu wilayah. Di Indonesia sistem transportasinya kurang berkembang maksimal karena pembaharuan yang dilakukan setengah-setengah, sehingga masyarakat merasa tidak dibutuhkan dan difasilitasi secara maksimal. Tindakan pemerintah yang demikan membuat masyarakat merasa tidak memiliki dann kurangnya kepedulian terhadap keberlanjutan transportasi Indonesia. Masyarakat menjadi tidak disiplin, kurangnya kepedulian dalam memelihara fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah maupun pihak dari PT. KAI sebagai penanggung jawab sistem kereta api di Indonesia.
Selain itu dalam pasal 37 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992 disebutkan bahwa ‘barang siapa yang membangun gedung, tembok, pagar dan bangunan lainnya, menanam jenis pohon tinggi serta menempatkan barang pada jalur kereta api, baik yang dapat mengganggu pandangan bebas maupun yang dapat membahayakan kereta api dapat dikenakan sanksi pidana paling lama tiga bulan atau denda setiggi-tingginya Rp 3.000.000,-‘, namun yang lebih mengherankan implementasi yang ada di Indonesia justru malah sebaliknya, bangunan di sempadan rel justru makin menjamur. Di antaranya malah di fasilitasi oleh PT KAI dengan membayar uang sewa tanah yang harganya jauh lebih murah dari harga sewa tanah pada umumnya. Mereka tidak memperhatikan keselamatan dan kenyamanan.
Bagaimana dengan kondisi seperti gambar di atas. Apakah undang-undang perekeretaapian tetap dapat terus di jadikan sebagai acuan kebijakan pemerintah. Lemahnya pengawasan dan pihak-pihak tidak bertanggung jawab semakin membuat kondisi perkeretaapian Indonesia semakin terpuruk. Jika hal sederhana seperti ini tetap dibiarkan, citra transportasi di mata dunia akan terus dipandang sebelah mata. Padahal kita punya potensi yang luar biasa jika dapat digali lebih dalam lagi.
Sistem perkeretaapian lain adalah subway, jika dilihat di negara Eropa ataupun sebagaian dari negara di Asia, sistem perkeretaapiannya sudah menggunakan sistem kereta api modern yaitu sistem kereta api bawah tanah (subway). Subway dinilai efektif karena dapat memanfaatkan potensi lahan dan mampu mengurangi aktifitas di permukaan tanah yang sudah cukup sesak dan padat. Di Jepang sistem trasnportasi subway berkembang sangat pesat dan modern. Tokyo memiliki kereta bawah tanah yang dikenal dengan Tokyo subway, kini jaringan itu merupakan sistem kereta api bawah tanah kota terluas di dunia. Selain berputar di tengah kota. Jaringan relnya juga menghubungkan Tokyo Metropolis dengan daerah pinggiran sekitar Tokyo dengan total panjangnya 328.8 kilometer. Menurut data dari situs Japan Visitor, tiap hari tidak kurang dari 8.7 juta orang diangkut Tokyo Subway. Melebihi rata-rata penumpang London Tube di Inggris, jaringan bawah tanah tertua mampu menampung 3.4 juta orang tiap harinya. Karena sibuknya aktifitas stasiun di Tokyo, kereta datang dalam waktu rata-rata lima menit. Sehingga penumpang tidak terlalu lama menunggu datangnya kereta api berikutnya, dengan demikian aktifitas kegiatan di Jepang menjadi mudah dan terkendali. Tidak ada pengunjung yang merasa dirugikan ataupun dikecewakan dengan pengadaan fasilitas kereta api di Jepang. Mulai dari stasiun kereta api yang tertata rapi dengan fasilitas standart internasional seperti adanya puast perdagangan dan jasa yang berjajar rapi serta bersih. Tak ada satupun sampah berserakan di sepanjang stasiun kereta api Jepang.
Subway di Indonesia mungkin terdengar sedikit mustahil. Kepadatan aktifitas berlalu lintas sudah sangat padat. Jalan raya yang terkadang ambles karena tidak mampu menopang beban kendaraan yang melebihi kapasitas. Tidak dapat dibayangkan bagaimana jika di bawah tanah terdapat aktifitas transportasi lain sedangkan kondisi lalu lintasnya tidak mendukung. Kondisi kereta api sendiri tidak memenuhi standart pelayanan. Kondisi stasiun sangat kacau dan tidak terkoordinasi secara maksimal. Kita sering dipusingkan dengan tanda informasi yang kurang jelas dari petunjuk papan pengumuman. Petugas juga tidak dikondisikan sehingga apabila ada hal yang membingungkan akan sulit mencari informasinya. Harusnya kita belajar dari negara tetangga kita, Jepang. Pemerintah dan masyarakat saling mendukung dalam pembangunan sistem transportasi, sehingga hasilnya juga akan lebih maksimal dan tidak sia-sia.
Seperti yang kita ketahui bahwa kereta api sebenarnya adalah moda transportasi yang sanagt efektif dan efisien. Lebih cepat dan tidak membuang banyak waktu karena gangguan lalu lintas jalan raya. Kereta api adalah moda transportasi mandiri. Dibangun dengan jalur khusus tanpa mungkin adalah kontak dengan moda transportasi lain. Kereta api dapat mengangkut lebih dari 100 penumpang tiap gerbongnya, kereta mampu menarik lebih dari tiga gerbong kereta. Bisa dibandingkan berapa kendaraan yang dibutuhkan untuk mengangkut 100 penumpang dalam sekali jalan, sedangkan kapasitas jalan tidak mungkin terus menerus ditambah. Tidak ada akan ada lagi kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas jika hampir semua masyarakat menggunakan kendaraan umum khususnya kereta api sebagai transportasi primer. Selain itu transportasi public yang disediakan oleh pemerintah dapat mempererat hubungan sosial antar masyarakat. Dengan menggunakan transportasi public, kita akan jauh lebih sering berinteraksi dengan orang lain dan rasa kepedulian akan tumbuh lebih besar dari interaksi tersebut.
Mungkin sebagian besar orang akan berpikir, mengapa kita lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi yang jauh lebih tidak efektif sedangkan ada transportasi public yang jauh lebih hemat dan efektif. Kadang kita kurang berpikir mengenai apa itu efektif dan efisien, apa itu berkelanjutan dan apa itu penghematan. Yang sekarang dihadapi oleh masyarakat Indonesia adalah trend dan mode. Mereka merasa lebih percaya diri saat menggunakan barang yang mereka miliki sendiri. Suatu contoh mobil, mobil adalah alat transportasi yang cukup besar dengan kapasitas angkut lebih dari dua orang, namun apa yang terjadi di Indonesia, sebagian besar penumpang yang berda di dalamnya tidak lebih dari dua orang, bahkan ada yang satu mobil hanya diisi oleh satu orang penggguna saja. Pemborosan energi. Itulah yang mereka lakukan. Padahal krisis BBM sudah mulai melanda negeri ini. Berapa banyak nominal yang kita keluarkan untuk memperoleh BBM dalam satu minggu saja. Bayangkan jika kita semua di sini menggunakan kendaraan umum, berapa persenkah yang dapat kita hemat dalam pemakaian sumbet energi yang sudah mulai langka tersebut.
Pengalihan penggunaan kendaraan, dari kendaraan pribadi menjadi kendaraan umum tidaklah mudah, butuh waktu dan proses. Yang harus kita tanamkan adalah kesadaran dan kepedulian. Pemerintah juga perlu memperbaiki infrastuktur dan segala hal yang menyangkut angkutan umum. Pemerintah juga dapat mengalokasikan kendaraan umum menjadi angkutan kereta masal agar lebih menghemat lahan dan dapat berfungsi secara maksimal. Kita dapat mengaca pada keberhasilan negara tetangga kita yang sukses mengembangkan kendaraan umum sebagai transportasi utama dalam kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu, pemerintah juga harus memperbaiki fasilitas penunjang angkutan umum. Stasiun kota kita juga perlu diperbaiki. Salah satu contohnya adalah memperbaiki segala infrastruktur di dalamnya. Mulai dari bangunan depan hingga pengoperasian kereta api. Perlu adanya inovasi baru dalam struktur banguan stasiun kota kita agar tidak terlihat monoton. Kalau kita ingin tetap melestarikan banguanan sejarah, kita dapat melakukan perawatan khusus. Selain itu, koordinasi dengan aktifitas di luar stasiun juga perlu dilaksanakan agar tetap sinkron antara aktifitas dalam maupun aktifitas yang berada diluar stasiun seperti pengadaan tempat parkir dan penyediaan angkutan lain seperti taxi ataupun bus umum. Harus ada yang mengkoordinasikan dengan baik sarana seperti itu agar tidak semrawut dan tidak mengurangi estetika kota tersebut. Kemudian meningkatkan keamanan bagi para pengguna kendaraan umum. Banyak sekali aksi kejahatan yang terjadi di Indonesia, mulai dari pencurian hingga pelecehan seksual. Di Indonesia pernah mengadakan kereta api yang dikhususkan bagi perempuan, namun kini tidak efektif lagi karena kurangnya pengawasan dan kesadaran sehingga penumpang kereta tetap campur aduk antara laki-laki dan perempuan. Kurangnya komunikasi juga dapat menyebabkan hal seperti ini. Jika dipikir lebih dalam, maksud pemerintah membuat kereta api khusus perempuan ini adalah agar tindak kejahatan terhadap pelecehan seksual dapat dihindari, sebuah tujuan yang positif. Namun, kita sebagai masyarakat, kurang memiliki kesadaran akan hal ini. Tidak mengindahkan peraturan. Selain itu, harusnya pada pedagang liar ataupun para PKL itu tidak dibiarkan beroperasi di dalam gerbong kereta, selain mengurangi rasa nyaman, tingkat keamanan gerbong kereta akan terganggu. Karena tidak jarang di antara pedagang ataupun pengamen yang berada di dalam gerbong melakukan pencurian. Hal tersebut sangat meresahkan pengguna angkutan umum tersebut.
Fasilitas bagi penyandang cacat dan manula juga kurang mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Padahal tidak jarang para penyandang cacat yang menggunakan kendaraan umum. Namun, karena kurangnya fasilitas bagi para penyandang cacat dan manula mereka sering sekali merasa kesulitan dan harus perlu tenaga ekstra untuk menggunakannya. Secara manusiawi, hal tersebut harusnya sudah terpikirkan oleh para penyedia jasa transportasi. Karena mereka juga punya hak dan kebutuhan yang sama dengan kita. Pada pasal 35 Undang Undang Nomor 13 Tahun 1992 dijelaskan bahwa penderita cacat juga berhak memperoleh pelayanan berupa perlakuan khusus dalam bidang angkutan kereta api. Segala ketentuan tersebut diatur oleh Peraturan Pemerintah.
Dari uraian di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa yang harus dibenahi dari transportasi kita adalah sistem dan kebijakannya. Angkutan adalah perpindahan orang atau barang dari tempt asal ke tujuan dengan menggunakan sarana angkutan (kendaraan). Yang harus diperhatikan adalah keseimbangan antara kapasits moda angkutan dengan jumlah barang ataupun barang yang butuh angkutan. Pemberdayaan masyarakat juga penting dalam hal pemeliharaan dan pengembangan transportasi, peran masyarakat sangat dibutuhkan, karena kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi apabila ada interaksi yang baik antara pemerintah dengan masyarakat. Inovasi baru sangat dibutuhkan dalam perkembangan moda transportasi agar dapat terus berkembang. Fenomena transportasi terutama masalah kemacetan diakibatkan oleh benturan kepentingan dan pandangan seperti:
1. Tidak seimbangnya pertumbuhan kendaraan denga pertumbuhan kapasitas prasarana jalan raya terutama kendaraan pribadi
2. Pertumbuhan penduduk dan arus urbanisasi yang deras
3. Dana dan waktu terbatas
4. Terbenturnya anatara kepentingan dan pandangan (lemahnya koordinasi) antara pihak dan instansi terkait.
5. Tingkat disiplin masyarakat yang masih rendah
6. Penegakan hukum yang sangat lemah
Keenam fenomena transportasi kota ini saling berhubungan satu sama lain dan mempengaruhi jika tidak ada upaya lebih lanjut akan menimbulkan masalah baru yang jauh lebih rumit dalam penyelenggaraan transportasi kota. Perencanaan yang dapat dilakukan oleh permerintah adalah perencanaan transportasi jangka panjang. Perencanaan transportasi jangka panjang terfokus kepada perbaikan infrastuktur sistem transportasi dan penetapan kebijakan transportasi untuk merubah cara operasi transport ke arah yang lebih baik untuk periode di atas 20 tahun. Perencanaan jangka panjang ini telah menyangkut investasi untuk membangun prasarana jalan transportasi umum di masa depan. Untuk transportasi kota telah dipikirkan bagaimana mengadakan Sistem Transportasi Masal cepat (Mass Rapid Transit – MRT) pada tahun 2015 khususnya bagi kota Jakarta. Karena perencanaan transportasi kota jangka panjang mengarah pada perbaikan fasilitas dan prasarana transportasi di masa depan, maka penetapan kebijaksanaan transportasi tidak tidak bisa dilepaskan dari lingkup perencanaan nasional dan pengembangan ekonomi nasional seperti kebijakan pengembangan dalam bidang ekonomi yaitu pendanaan, pengaturan dan kebutuhan untuk perencanaan daerah lokal.
Beberapa aspek dalam penyedian jasa dalam sistem transporasi, ada kalanya juga ditentukan atau tergantung pada perilaku pemakai jasa transportasi itu sendiri. Sebagai contoh adalah pengguna jasa angkutan kota dapat mempengaruhi penyediaan jasa transportasi dengan perilakunya menetapkan pilihan rute tepuh yang diinginkan dengan moda trasnportasi yang diseukai pula, sehingga penyedia jasa transportasi dalam pengadaaan jasa transportasi akan menuruti pada kondisi pasar. Kalau perilaku pemakai jasa transportasi lebih memiliki kereta api kelas bisnis, maka penyedia jasa transportasi tidak akan mengoperasikan atau menambah kereta api dengan kualitas eksekutif atau VVIP karena hal ini akan merugikan pihak pengelola. Namun, yang bisa dilakukan penyedia jasa tersebut adalah memperbaiki dan menambah fasilitas kereta api kualitas bisnis tersebut.
Kegiatan yang beraneka ragam memerlukan tempat bagi kelangsungan kegiatan, sedangakan lahan di daerah perkotaan terbatas. Jadi, persaingan dalam memperoleh lahan stategis di kota berjalan terus dan hanya sedikit yang mampu bertahan, selebihnya harus bergeser ke tempat lain atau bahkan ke daerah pinggiran. Kegiatan yang beraneka ragam tersebut menyebar menurut geografi. Dibentuknya pelayanan umum adalah dengan tujuan untuk memberikan pelayanan yang aman, cepat, nyaman dan murah pada masyarakat yang mobilitasnya semakin meningkat, terutama bagi para pekerja dalam menjalankan segala aktifitasnya. Bagi angkutan perkotaan, keberadaan angkutan umum apalagi angkutan umum masal dengan angkutan jalan rel atau kereta sangat membantu manajemen lalu lintas dan angkutan jalan karena tingginya tingkat efisiensi yang dimiliki oleh kedua sarana tersebut dalam penggunaan prasarana jalan. Esensi dari pelayanan angkutan umum adalah menyediakan layanan angkutan pada saat dan tempat yang tepat untuk memenuhi permintaan masyarakat yang sangat beragam. Contohnya adalah layanan kereta api yang harus dioperasikan secara intensif untuk memenuhi kebutuhan angkutan masal pada jam sibuk yaitu pada saat orang berbondong-bondong menuju pusat kegiatan, sementara pada saat yang sama harus tetap melayani penumpang di daerah pinggiran yang jarang penduduknya dengan biaya terjangkau. Selain itu, juga harus menyediakan kereta cadangan untuk kepentingan mendadak.
Di sejumlah kota besar di Indonesia, pada umumnya angkutan melalui jalan merupan moda yang paling dominan karena ketiaadaan moda lain. Bahkan moda angkutan masal (trem kota) peninggalan masa penjajahan dahulu di Jakrta dan Surabaya telah terkubur jalan atau guna lahan lain. Sementara itu, banyak kota besar di dunia seperti Tokyo, Hongkong, Deen Hag, Inggris, New York, Paris, sejak dulu tetap mengoperasikan trem kota dan sangat diminati untuk menunjang mobilitas masyarakat. Jutaan orang setaip hari pulang – pergi bekerja dengan menggunakan angkutan umum masal baik jalan rel maupun bis kota. Jalur rel (trem) menggunakan ruang jalan yang sama dengan mobil atau mempunyai jalan sendiri. Trem terbukti dapat memenuhi kebutuhan angkutan daerah perkotaan. Pengembangan jaringan pelayanan jasa angkutan di wilayah perkotaan di Indonesia, di masa depan, pelayanan transportasi diarahkan pada pelayanan angkutan masal, dan jaringan angkutan jaan rel diarahkan menjadi tulang punggung angkutan perkotaan, khususnya di kota besar seperti Bandung, Jakarta, Medan, Surabaya dan Jogjakarta. Untuk itu telah ada rencana pembangunan prasarana jaringan jalan rel bagi Bandung, Jakarta, Medan, Surabaya dan Jogjakarta sehingga kapasitasnya mampu menjawabb tuntutan kebutuhan. Di samping itu, pengoperasiansistem angkutan masal dengan angkutan jalan rel sedikit banyak dapat mengatasi kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas di wilayah perkotaan. Dalam upaya meningkatkan layanan jasa angkutan jalan rel, Pemerintah menempuh kebijakan sebagi berkut:
1. Mengarahkan pengembangan perkeretaapian sebagai angkutan masal jarak jauh untuk mengurangi kepadatan dan kerusakan jalan, antara lain dengan kereta api berteknologi tinggi
2. Mengembangkan kapasitas jaringan kereta api secara bertahap menuju rel ganda dan mengaktifkan kembali fungsi linats cabang yang potensial
3. Meningkatkan kemudahan dan kenyamanan bagi penumpang, penjualan karcis dan penambahan fasilitas umum pada kereta api dan juga stasiun
4. Meningkatkan efisiensi dan perbaikan pelayanan angkutan penumpang antar kota.
Di negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Peranscis dan Jepang sistem kereta api sudah berkembang sejak tahun 1960’an, maka tidaklah heran jika sistem trasportasi dengan moda kereta sangatlah popular. Jenis kereta api juga bevariasi tergantung jalur rel kereta apinya, contohnya adalah monorail, kereta api yang didesain menyerupai jalan layang. Kemudian ada kereta api permukaan atau surface, yaitu kereta api yang berjalan di atas tanah. Ada juga kereta api yang berada di bawah tanah atau sering disebut dengan subway. Subway adalah kereta api bawah tanah yang dibangun dengan menbuat terowongan bawah tanah sebagai jalur kereta api. Sistem perkeretaapian tumbuh dengan sangat cepat di Jepang. Hampir semua kota di Jepang dihubungkan dengna jalur kereta api. Sejak tahun 1960’an Jepang telah mengembangkan kereta api cepat dengan kecepatan 270 km per jam yang diberi nama Shinkansen. Pengembangan moda transportasi berupa kereta di Indonesia kurang difungsikan dengan maksimal. Bisa kita lihat di setiap stasiun di Indonesia, kereta yang digunakan terkesan usang bahkan pada kelas eksekutif. Tak heran apabila sering terjadi kecelakaan kereta api di Indonesia yang memakan banyak korban jiwa. Pengecekan keadaan kereta sepertinya juga tidak terjadi secara maksimal jika dilihat dari segi angka kecelakaannya. Disamping itu bagian bagian pada kereta sudah sangat tua untuk digunakan, namun tetap saja tidak diganti, entah karena memang sudah tidak diproduksi lagi atau masih diproduksi namun dengan harga yang mahal.
Sistem transportasi kereta api seharusnya bisa difungsikan secara optimal, karena disamping mengurangi kemacetan, juga mengurangi polusi udara. Namun faktor keselamatan dari hal hal yang tidak diinginkan seperti misalnya kecelakaan dan tindak criminal juga perlu diperhatikan. Hal ini mempengaruhi pendapat masyarakat tentang transportasi public ini, apabila masyarakat sudah berpendapat bahwa kereta api adalah transportasi public yang kurang aman maka tak akan optimal pengadaannya di negara tersebut. Di Jepang, kita tahu sistem transportasi kereta api tumbuh sangat pesat disana dan bahkan nyaman, namun masih ada saja tindak criminal yang sangat meresahkan seperti pelecehan seksual, pencopetan dan tindak criminal lain. Di Indonesia, tindak criminal seperti pencopetan itu sudah lumrah terjadi di kereta api, itu karena batas kapasitas kereta api dilanggar yang menimbulkan sangat sesaknya kereta sehingga mempermudah pencopet untuk melakukan tindak criminal dengan tepat sasaran.
Faktor kecepatan juga menjadi pertimbangan tersendiri bagi masyarakat untuk memilih sistem trasportasi, semakin cepat maka semakin banyak pula masyarakat menggunakannya. Tentunya juga ditinjau dari faktor keselamatan yang telah disebutkan tadi.
Kecepatan kereta api ini tentunya harus didukung dengan mesin kereta api baru, body kereta api yang aerodinamis, dan tak lupa pula pengecekan rutin untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Semua itu sudah diwujudkan oleh Jepang. Jika kita bandingkan dengan keadaan kereta api di Indonesia, masih sangat primitif dengan segala peralatan dan mesin yang sudah tua dan sangat membahayakan penumpang sistem transportasi ini. Apalagi di Indonesia sistem transportasi yang memiliki penumpang terbanyak dalam artian penggunanya banyak adalah sistem transportasi kereta api ini. Jadi apabila terjadi kecelakaan, angka kematian yang disebabkan kecelakaan tersebut adalah sangat banyak. Ini terhitung sangat merugikan bagi negara. Disamping kematian pengguna transportasi, kereta milik negara yang tinggal satu satunya dan usang itu rusak. Dan yang dilakukan setelah itu hanyalah membuat gerbong baru yang bentuk dan daya angkutnya sama buruknya dengan yang sudah rusak tadi.
Peninjauan tentang keselamatan kereta api yaitu seperti misalnya larangan untuk membangun bangunan di pinggir sepanjang rel kereta api juga harus diperhatikan. Tidak hanya itu, semua hal yang dapat mengganggu pandangan dari masinis saat mengemudikan kereta api seperti misalnya penanaman pohon yang rantingnya dimungkinkan dapat menggangu juga harus dipertimbangkan penanamannya. Pohon pohon tersebut juga bisa jadi sangat berbahaya saat terjadi badai. Apabila terjadi pohon tumbang yang melintas rel, maka kecelakaan tak akan terelakkan. Prasarana lain seperti rel kereta api juga merupakan hal yang harus ditinjau rutin agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Hal hal yang meliputi tentang keselamatan kereta api sendiri sudah tercantum pada undang undang perkereta apian pada pasal 14 yaitu sebagai berikut:
1.Dilarang membangun gedung, membuat tembok, pagar, tanggul dan bangunan lainnya, menanam jenis pohon yang tinggi serta menempatkan barang pada jalur kereta api baik yang dapat mengganggu pandangan bebas maupun dapat membahayakan keselamatan kereta api.
2.Ketentuan mengenai Larangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Namun bahkan meskipun undang undang dibuat untuk tidak dilanggar, masih banyak saja bangunan non permanen ataupun bangunan permanen di daerah sepanjang rel kereta api.
Ada pulang yang membangun pasar, seakan tidak khawatir mengenai apa yang akan dihadapi saat tidak beruntung. Tak heran jika kita sering mendengar berita kecelakaan seperti misalnya “Tertabraknya Sang Kakek yang sedang berjalan di rel kereta api”. Hal yang seperti ini seakan menjadi makanan sehari hari masyarakat yang tinggal di daerah sepanjang rel kereta api. Dan anehnya, setelah berita bermnculan tentang kecelakaan sejenis, mereka masih saja tetap tinggal di daerah tersebut. memang sepertinya masyarakat yang seperti itu memang benar benar berani. Atau memang benar-benar terlalu ‘berani’.
Pada pasal 29 disebutkan bahwa badan penyelenggaraan diberi wewenang untuk:
a. Melaksanakan pemeriksaan terhadap pemenuhan syarat syarat umum angkutan bagi penumpang dan atau barang
b. Melaksanakan penindakan atas pelanggaran terhadap syarat syarat umum angkutan tersebut huruf a;
c. Membatalkan perjalanan kereta api apabila dianggap dapat membahayakan ketertiban dan kepentingan umum;
d. Menertibkan penumpang kereta api atau masyarakat yang mengganggu perjalanan kereta api.
Sudah jelas disebutkan di pasal tersebut bahwa penyelenggara bertanggungjawab penuh atas keselamatan penumpang kereta api dan kereta api sendiri. Namun jika kita lihat realitanya, penyelenggara seakan tidak memperdulikan keselamatan penumpang kereta api. Bisa kita lihat pada kereta api jenis ekonomi ini sudah biasa apabila kita melihat dipenuhi oleh penumpang baik yang duduk dan berdiri dan hampir tidak bisa bergerak, belum lagi penumpang yang nekat duduk di atas gerbong, atau menggantung di pintu kereta.
Keadaan seperti ini sering terjadi, apalagi jika musim mudik. Dan yang dilakukan penyelenggara tak lain hanya memberangkatkan kereta api, bukannya menertibkan dulu. Baik penumpang ataupun penyelenggara sudah tidak mau tahu dengan apa yang disebut keselamatan. Kalau terjadi kecelakaan, berarti sedang tidak beruntung. Mungkin itu yang dipikirkan oleh masyarakat yang melanggar peraturan ini. Sehingga tidak ada tindakan lebih lanjut atas ejadian semacam ini.
Sekarang yang perlu dilakukan adalah instropeksi diri. Kita sebagai masyarakat sebaiknya tidak mengabaikan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Segala sesuatu yang ada di dunia ini harus kita jaga bersama sama. Peraturan yang dibuat demi kebaikan bersama sebaiknya ditaati dengan benar. Pemerintah juga harus lebih konsisten terhadap aturan yang telah dibuat, jangan hanya membuat pereturan atau kebijakan tanpa adanya ketegasan. Kendaraan umum yang disediakan oleh pemerintah sebaiknya dijaga dengan baik. Kurangi menggunakan kendaraan pribadi karena malah akan menambah masalah transportasi kita yaitu kemacetan, polusi berlebihan, dan langkanya bahan bakar minyak. Keterbatasan lahan juga menjadi pertimbangan mengapa kita perlu mengefektifkan kendaraan umum. Kita tidak mungkin terus menambah lahan hanya untuk prasarana transportasi kita, sedangkan kebutuhan yang lainnya jauh lebih penting.
Dari sini kita belajar dan mengaca pada negara tetangga kita yang jauh lebih maju dari kita. Jika dikaji lebih dalam banyak potensi yang dimiliki oleh Indonesia, namun karena lemahnya hukum yang ada di Indonesia menyebabkan kita jauh tertinggal dari negara lain seperti Jepang dan beberapa negara di Eropa. Masyarakat negara maju seperti Jepang dan beberapa negara Eropa seperti, Jerman, Inggris dan Perancis sudah sejak lama menggunakan kendaraan umum sebagai transportasi utama mereka. Mereka terus mengembangakan transportasi dengan berbagai moda transportasi yang baru dan lebih modern. Sehingga moda transportasi banyak terlahir dari inovasi dan kreatifitas negara maju tersebut. Lahirnya inovasi pengembangan moda transportasi diperoleh dari minat para pengguna (masyarakat) dalam mengefektifkan keberadaan transportasi umum, sehingga pemerintah lebih mudah mengetahui kebutuhan dan perkembangan transportasi dari aktifitas dan minat dan antusias masyarakat sebagai pengguna atau sasaran utama transportasi umum.
Oleh karena itu, kita jangan hanya terus menyalahkan pemerintah. Karena pada dasarnya pemerintah telah menyediakan kebutuhan transportasi yang kita butuhkan. Namun kita sebagai masyarakat kurang memahami dan menyadari keberadaan transportasi umum di sekitar kita. Yang kita pikirkan hanyalah kepentingan dan kenyamanan pada diri sendiri. Rubahlah pola dan gaya hidup kita dari sekarang. Gunakan kendaraan umum sebagai moda transportasi utama. Jagalah fasilitas umum yang telah disediakan oleh pemerintah dan tetap berinovasi untuk menciptakan moda transportasi yang lebih baik lagi. Karena gerak pertumbuhan dan kebutuhan masyarakat tidak akan pernah berkurang melainkan terus meningkat. Maka dibutuhkan satu inovasi baru yang lebih efektif dan berjangka panjang. Kereta api sebagai salah satu contoh moda transportasi paling efektif dan efisien karena kapasitas angkutnya jauh lebih besar dalam satu kali perjalanan. Kereta api dinilai efektif karena selain kapasitas angkutanya yang besar juga karena kereta api merupakan moda transportasi bebas hambatan. Pemerintah DKI Jakarta hendaknya mengembangkan jaringan kereta api seperti di Jepang ataupun Inggris agar kemacetan agar kemacetan dapat teratasi dengan baik. Dan sudah seharusnya bahwa kota metropolitan tidak tergantung pada angkutan pribadi atau bus kota, tetapi pada kereta api angkut masal yang super cepat, karena pergerakan dan aktifitas yang terus meningakat.
Busway yang ada di Jakarta dinilai kurang efektif karena memakan badan jalan kota Jakarta yang semakin sempit. Pilihan terbaik mestinya kereta api bawah tanah yang mampu mengangkut ribuan penumpang sekali jalan. hal yang paling mendesak yang perlu dilakukan sekarang adalah perbaikan bantalan kereta api agar laju kereta api lebih cepat, buat rel laying dan beri servis yang memadahi kepada penumpang. Tak perlu yang terlalu canggih, asal cepat, aman dan nyaman, pengelola kereta api juga harus memberi jadwal kereta api untuk datang dan pergi dengan tepat dan pasti. Peta jalur transportasi juga harus disediakan di setiap stasiun agar penumpang dapat dengan jelass mengetahui jalur keret aapi yang akan dinaikinya. Apabila sistem kereta api di Indonesia sudah efektif seperti Jepang dan seperti beberapa negara di Eropa seperti Inggris, Jerman dan Perancis, maka kita tidak akan menemukan kemacetan lalu lintas di beberapa jalan di Indonesia. Laliu lintas akan menjadi lebih terkendali, kecelakaan lalu lintas bisa diminimalkan. Dan segala aktifitas masyarakat bisa berjalan dengan lancar. Apabila sistem transportasi berjalan baik sistem peekonomian, pembangunan dan kemajuan negara akan berkembang dengan baik pula. Kinci keberhasilan suatu negara dapat dilihat dari sistem transportasinya.
Oleh karena itu, jagalah keberhasilan dan keberlanjutan sistem transportasi Indonesia agar segala aktifitas dapat berjalan dengan lancar. Pengalaman dari negara maju dapat dijadikan acuan transportasi kita, terutama pada sistem kereta apinya. Integrasi dengan sistem transportasi lain juga harus diperhatikan. Karena selama ini PT KAI hanya bergerak sendiri tanpa ada hubungan yang sinergis dengan pihak bersangkutan lainnya, sehingga aksesbilitas dari dan menuju stasiun kereta api dapat terintegrasi dengan baik, seperti kualitas jalan, ketersediaan angkutan penunjang lain seperti bus, angkutan umum dan taksi, serta sarana parkir yang memadahi. Hal ini sangat penting agar seimbang antara sistem pergerakan dalam stasiun dan aktifitas di luar stasiun dapat berjalan dengan seimbang. Sistem konunikasi dengan kereta api juga perlu dibenahi agar tidak terjadi miss – communication antara masinis dan pihak yang mengontrol di stasiun kereta api dapat tersambung dan tidak ada gangguan. Sehingga, berita duka mengenai kecelakaan kereta api tidak akan terdengar lagi. Marilah kita sama sama mengembangkan sistem kereta api Indonesia, agar tercipta sistem transportasi yang efektif dan efisien, serta terintegrasi dengan sistem penggerak lainnya. Human error atau technical error dapat diperhatikan dengan dengan baik, perhatikan segala aspek dan komponennya. Karena apabila infrastuktur transportasi dan sistemnya baik maka akan berdampak baik pula pada sistem operasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Rodrigue, J., 2004, The Geography of Transport System. e-book, chapter 1, www.people.hofstra.edu/geotr
Taaffe, E.J., H.L. Gauthier, M.E. O’Kelly. 1996. Geography of Transportation. Prentice Hall. New Jersey.
Ahmad Munawar dalam Pidato Pengembangan Transportasi yang Berkelanjutan. 7 Februari 2007.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1992 TENTANG PERKERETAAPIAN
Miro, Fidel. 1997. Sistem Transportasi Kota. Tarsito: Bandung
Warpani. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. ITB: Bandung
Web diakses tgl 18 November 2010. 11.10 a.m
· http://www.dephub.go.id/15/05/2010
· http://nasional.kompas.com/read/2008/06/18/17411182/belajarlah.dari.sistem.transportasi.jepang
· http://studi-jerman.blogspot.com/2010/01/sistem-transportasi.html
Web diakses tanggal 19 Noverber 2010/ 4.49 p.m
· http://regional.kompasiana.com/2010/10/20/kondisi-kereta-api-indonesiahuman-errortechnical-error/
· http://www.wavega88.co.cc/2010/02/penyebab-kecelakaan-kereta-api-di.html
· http://ngepostingdoang.blogspot.com/2010/03/stasion-kereta-api-bawah-tanah-di.html
· http://sipilugm.wordpress.com/2008/08/11/sejarah-kereta-api-indonesia/
· http://history-our.blogspot.com/2010/08/sejarah-kereta-api-dunia.html
Web diakses tanggal 20 November 2010/ 12.59 p.m
· http://perijinan.bantulkab.go.id/pustaka/uu_13_1992.pdf
· http://202.46.2.197/~ristek/monev/file/dephub_20100125_151656_EXSUM-STANDAR%20PELAYANAN%20KA.pdf
Web diakses tanggal 20 November 2010 / 9.54 p.m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar